![]() |
| Acara Doa Syukuran Telah Terlaksananya tanpa Kendala Semua Prosesi pemakaman Alm Orangtua kami | Foto : dok pribadi |
Saya tidak mengetahui bahwa tanggal 09 Januri 2024 kemarin merupakan hari bersejarah, menorehkan duka yang cukup mendalam terhadap kami sekeluarga.
Seperti biasa, saya kalau tidak ke Gunungsitoli maka pasti ke Nias Utara, pada saat itu dari pukul 10.00 wib pagi hingga sore, saya berada di Lotu Kabupaten Nias Utara. Bersama dengan teman-teman yang lain bercerita saling berbagi informasi, hari yang cukup menyenangkan menurutku tapi tiba-tiba berubah kelam dan mencekam setelah saya menerima telpon dari rumah.
"Cepat pulang, bapak sudah meninggal," bisikan dibalik telepon genggamku.
Dengan seketika, saya pamit duluan pulang diantara teman-teman yang duduk satu meja saat itu, langsung tancap gass kendaraan pulang kerumah di Sihareo Desa Umbubalodano, Kecamatan Sitolu Ori.
Disepanjang perjalanan dua kali saya berhenti menenangkan diri dan pikiran, sesekali mengelus dada, keadaan saya rasakan seperti kehilangan arah, putus harapan, dan ada banyak pertanyaan yang muncul dibenakku, bagaimana ini dan bagaimana itu. Karena memang untuk menghadapi duka ini dalam keadaan tidak ada persiapan.
Pukul 17.00 wib, saya tiba dirumah melihat keadaan tidak seperti biasanya, saya dihampiri keluarga dan saudara kandung, memberitahu yang sedang terjadi ini. Apa hendak dikata, ayah kami terbaring kaku dan tidak berkata apa-apa lagi. Menangis atau berteriak sekuat apa pun itu, tidak akan kembali.
Sungguh hatiku teriris kesakitan, yang kualami kemarin itu tidak dapat saya ceritakan bagaimana rasanya. Bola mata yang berkaca-kaca ingin sekali kulampiaskan pada diriku. Karena sebelum saya berangkat pagi harinya, sempat kami komunikasi, saya sampaikan beberapa kalimat yang cukup memukul pribadiku, memang niatku baik menegurnya untuk tidak keluar rumah karena almarhum juga menggemari jalan-jalan kesana dan kemari, namanya saja orangtua lanjut usia yang lahir pada tanggal 10 Juni 1958, umur 66 tahun dia tutup usia. Selama 7 tahun kami bersama sejak saya membentuk keluarga tahun 2014, hanya 3 tahun terakhir ini pisah rumah dan alm tinggal menetap sendirian dirumah yang berdampingan dengan rumah tempat tinggalku bersama keluarga.
Sanak-saudara, famili, dan semua berdatangan mulai malam harinya. Pihak keluarga dekat dan kerabat bergantian berkunjung melayat di rumah orang tua kami, saat itu waktu istirahat saya pun tidak beraturan lagi.
Tak luput saya ucapkan terimakasih kepada setiap pihak yang mengunjungi kami dalam keadaan duka itu, ada dari keluarga satu adat dikampung, Sibaya, Tua, Sitengabö'ö, keluaga besar Gereja GNKPI Hunosihareo, Keluarga besar SD Negeri 071041 Hunosihareo, Keluarga besar Pemerintah Desa Umbubalodano, BPD Umbubalodano, SMSI Kepulauan Nias, teman-teman pers Nias Utara, dan beberapa Kepala OPD dari Nias Utara yang datang secara pribadi.
Krans Bunga ucapan turut berduka cita menghiasi samping ruas jalan depan rumah duka, ada dari Pak Bupati bersama Wakil Bupati Nias Utara, Caleg DPRD bang Karianus Zega, EfarinaTV, Yayasan YJKN, dari Anggota Bawaslu Nias Utara bang Edikania Zega, dan dari BPD Desa Umbubalodano.
Lima hari lamanya sejak meninggal baru dimakamkan karena menunggu kedatangan saudara kami yang dari Pekanbaru Provinsi Riau. Tepatnya pada hari Sabtu 13 Januari 2024, berdasarkan kesepakatan maka jasad orangtua kami dikebumikan di tempat makam keluarga besar yang sudah disediakan sejak dulu sekitar 1,5 Km jaraknya dari rumah.
Pada tanggal 16 Januari 2024, kami melaksanakan Doa Syukuran dirumah, acara mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang datang dan keluarga dekat yang telah turut membantu semua proses hingga selesai.
Acara kecil-kecilan saat itu, saya wakili keluarga menyampaikan kata pengantar, dengan mengucapkan terimakasih dan telah meringankan langkah bersama-sama selama ini, dan memohon untuk dimaklumi seadanya pelaksanaan acara doa syukuran tersebut.
Keadaan duka ini mengingatkanku pada tahun 2010 yang lalu, sewaktu almarhum ibuku meninggal di Rumah Sakit Umum Dr Thomsen Nias kala itu disebut Rumah Sakit Umum Gunungsitoli.
Ternyata namanya duka adalah keadaan yang sangat menyakitkan kepada keluarga. Namun semua itu terjadi karena kehendak Yang Maha Kuasa, dan satu pun manusia tidak ada yang dapat menolaknya disaat waktunya telah tiba.
Maka dari itu, relakan dia yang sudah pergi, dan sambunglah kehidupan masa depan bersama keluarga. Kehidupan hanya sesaat, tetap berbuat baik terhadap sesama supaya dikenang sepanjang masa.





0 Komentar