Terbaru Sekarang

Pria Pincang Bertongkat Kruk Ini di Nias Mampu Hidupi Istri dan 5 Anak

Fatijuli Zai | Foto: Haogo Zega

Ditulis oleh : Haogo Zega

Ditemui di pantai Bozihona kecamatan Idanogawo kabupaten Nias, pria pincang bertongkat kruk ini berjualan blangkon dan souvenir seharian untuk menghidupi istri dan lima orang anaknya.

Namanya Fatijuli Zai, telah beristri dan dikaruniai anak sebanyak lima orang. Melakoni sebagai pedagang blangkon dan souvenir sejak tiga tahun yang lalu. 

Menurut pengakuan Fatijuli, istrinya juga sama dengan kondisinya yang pincang saat ini dan hanya dapat berjalan menggunakan tongkat kruk pada kedua lengan.

Artikel menarikRencana Pemekaran Provinsi Kepulauan Nias Menjadi Program Strategis HIMNI 

Pasangan suami istri ini memilih untuk tidak meminta-minta seperti orang cacat lainnya, namun sepakat menyambung hidup dengan bekerja secara bersama-sama. 

Mereka membagi tugas, Fatijuli Zai membuat souvenir dari papan kayu pilihan dengan memodifikasi semenarik mungkin dan memahat tulisan Yaahowu pada setiap souvenir hasil kerajinannya. 

Sementara sang istri, selain status ibu rumah tangga walaupun dengan kondisi cacat fisik, namun juga memiliki kerajinan tangan dengan menjahit blangkon berwarna merah putih. Salahsatu blangkonnya pun telah dibeli dan dipakai oleh Menteri Hukum dan Hak Azasi Manusia Republik Indonesia, Yasona H Laoly saat berkunjung membuka secara resmi pelaksanaan Musyawarah Nasional Ke-VI Himpunan Masyarakat Nias Indonesia di Pantai Bozihona Idanogawo.  

Menkumham RI mengenakan Blangkon yang dijual Fatijuli Zai | Foto: Haogo Zega

hasil jeripayah rumahtangga ini jangan ditanya, omset mencapai ratusan ribu per harinya dikantongi saat menjual blangkon dan souvenir tersebut. 

"Pendapatan mencapai tiga ratus ribu atau pun lebih per harinya, itu termasuk modal didalamnya," ucap Fatijuli zai.

Berita terkaitPedagang Blangkon Bertongkat Kruk Senang Dihampiri Yasona Laoly saat Munas HIMNI Ke-VI di Nias

Khusus dikeluarga ini juga mempunyai prinsip bahwa anak merupakan segalanya. Sehingga anak-anak mereka semua yang lima orang saat ini sedang mengenyam pendidikan dibangku sekolah. Anak pertamanya sedang dibangku SMP, anak ke-2, 3, dan 4 masih SD, sementara anak terakhirnya sedang di TK.

Karena ke lima anaknya itu lah, Fatijuli tak mengenal lelah berjualan meski pun berdiri dan berjalan dengan menggunakan tongkat kruk di kedua lengannya.

"Biasanya saya berjualan di  salah satu SPBU di Kota Gunungsitoli," tandasnya. 

Hanya satu harapannya, saat berjualan dia ingin dagangannya semua habis terjual. Namun terkadang juga sebagian dagangannya terpaksa dibawa kembali ke rumah untuk dilanjutkan dijual pada keesokan harinya.

0 Komentar

© Copyright 2023-2025 Haogo Zega