Terbaru Sekarang

Yang Sangat Sulit adalah Menyunting Karya Sendiri

Bersama Penguji UKW LPDS, Lahyanto Nadie | Foto: dok haogo zega

“Haogo, kalau sudah selesai silahkan serahkan,” kudengar suara dari belakang sontak membuat jariku bergetar terburu-buru yang sedang berada diatas keyboard komputer menyelesaikan tugas sebuah artikel saat ikut UKW Jenjang Muda di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STIK-P) Medan pada 03 Februari 2023 lalu.

Tanpa menoleh kebelakang, sang penguji UKW Bapak Lahyanto Nadie telah tiba disamping meja ujian tempat saya berada. Untung artikel yang saya buat mendekati finishing menurut keyakinanku semuanya sudah benar.

Artikel Terkait : Jejak Denmar di Pulau Nias, Dilaksanakan Pameran Foto di Museum Pusaka Nias

Setelah print out, ditengah keheningan proses ujian yang diikuti lebih tiga puluh orang peserta, langsung saya serahkan kepada Penguji yang sudah duluan menunggu di mejanya. Dengan hati gembira penuh percaya diri pasti mendapat nilai setidaknya setara dengan ambang batas sesuai ketentuan.  

Dilihatnya sekilas kertas ujianku yang terdiri dari beberapa paragraf artikel didalamnya, langsung dikembalikanya.

“Silahkan sunting artikelmu itu,” ucap pak Lahyanto sambil dihunjuknya meja ujianku yang menandakan saya kembali mengerjakan tugas baru. Saat itu sahutanku tidak lain berkata ‘Siap’.

Tidak membuang waktu, berulang-ulang saya baca dari awal hingga akhir atikel tadi, dalam hati ‘mana yang mesti disunting lagi ini’ dengan penuh keraguan karena saya juga yang membuat artikel dimaksud. 

Saya mulai mencoba menyunting dari pragraf awal ke pragraf selanjutnya, karena menurutku bila tidak ada sama sekali hasil suntingan dalam artikel itu maka pasti dianggap saya tidak bisa menyunting.

Baca Juga : Kelola Dana Amanat, BPJS Kesehatan Gelontorkan Klaim 113,47 Triliun

Akhirnya saya merubah beberapa kalimat namun tidak mengubah tujuan utama dari artikel itu. Jujur saja menyunting karya sendiri inilah yang paling menyulitkan bagiku. Semampuku telah saya lakukan saat itu dan kertas ujian langsung saya serahkan lagi ke Penguji.

Coretan angka Sembilan puluh lima dari pulpen penguji pun baru tergores di kertas ujianku kali ini, pada soal ujian lain sebelumnya hanya antara tujuh puluh lima ke delapan puluh saja. 

Nilai seperti itu pun sudah sangat beruntung saya dapatkan dari bapak Lahyanto Nadie, tentu saja beliau yang merupakan lulusan Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu tidak memberi sembarang nilai, dan ditambah beliau sebagian besar berkarier sebagai wartawan cetak, elektronik, dan digital.

Baca Juga : Pagelaran PRSU Ke-49, Pemkab Nias Barat Raih Dua Predikat Harapan II

Bapak Lahyanto juga mendalami dunia pasar modal di New York pada tahun 1992, dan securities and fund management di Hong Kong tahun 1994. Selain itu juga sebagai Pengajar di Kwik Kian Gie School of Business Polimedia, dan  penulis buku.

Penyerahan piagam penghargaan dari LPDS | foto: dok haogo zega

Saya bangga telah bertemu dengannya, beliau tidak hanya menguji tapi memberi pemahaman dan mengajarkan kode etik penulisan artikel yang baik dan benar seperti pengalaman dan pengetahuan yang segudang telah diperolehnya selama puluhan tahun.

Harapan semoga beliau sehat selalu dan dapat bertemu dengannya pada UKW Jenjang Madya tiga tahun mendatang lagi. 


0 Komentar

© Copyright 2023-2025 Haogo Zega